Berpindah kursi ke baris terdepan, tak sepenuhnya mengatasi masalah Uyus Siti Sofi ah. Jarak pandangnya cuma 2 meter. Dengan berpindah tempat, ia memang mampu membaca tulisan di papan tulis. Namun, matanya tetap saja gatal, berair, dan memerah karena ia kerap mengucek.
Semakin hari, pandangan siswa sebuah SMA di Kabupaten Bandung itu justru kian kabur. Meski sudah duduk di kursi terdepan, kerap kali Sofia mengernyitkan dahi ketika membaca tulisan di papan tulis. Bukan hanya itu gangguan kesehatan Siti Sofia. Ia juga mudah pusing setiap kali terkena terik sinar matahari. 'Mata seakan mau copot karena saking pusingnya,' kata Sofia. Itulah gangguan sulung 3 bersaudara menjelang ujian SMA.
Ia tak tahan lagi dengan gangguan itu sehingga memeriksakan diri ke dokter spesialis mata di Bandung, Jawa Barat. Hasil diagnosis dokter, mata Sofia minus 3,75 dengan silindris 1,5. Sofia mengatakan itu buah dari kebiasaan membaca sambil tiduran. Sejak berusia 8 tahun, Sofia kecil memang acap membaca majalah anak-anak, komik, dan buku pelajaran sembari tiduran.
Namun, sejatinya bukan posisi membaca yang menyebabkan mata rusak, tetapi cahaya yang menerangi. Cahaya terlalu terang atau gelap menyebabkan mata bekerja ekstra. Dampaknya ia rasakan 10 tahun kemudian. Dokter mendiagnosis Sofia rabun jauh alias miopi.
Coba Atasi dengan Jus Wortel
Untuk mengatasi gangguan kesehatan itu, ibundanya, Siti Djuariah, membuatkan jus wortel. Umbi Daucus carota itu lazim dikonsumsi untuk meningkatkan kualitas fungsi mata. Wortel mengandung vitamin A, betakaroten, dan pektin. Sofia berharap jus wortel membantu mengatasi mata minus. Meski disiplin mengkonsumsi jus sayuran kerabat seledri itu, hasilnya tak begitu signifikan.
Minus Sofia memang berkurang, menjadi 2,5, tetapi itu dicapai setelah 20 tahun mengkonsumsi jus wortel. Menurut Ma'sum, sayuran anggota famili Apiaceae itu memang kaya nutrisi untuk kesehatan mata. Fungsinya untuk menjaga saraf retina. Namun, bukan berarti jus wortel mampu mengatasi rabun jauh.
Sembuh dari rabun jauh berkat Supergreen Food
Oleh karena itu ketika Dian Wulan, temannya , menyarankan untuk mengkonsumsi supergreen food yang merupakan perpaduan antara spirulina dan chlorella, Sofia pun tertarik. Sejak Maret 2004, Sofia - kini guru sebuah SMA negeri di Kabupaten Bandung - mengkonsumsi paduan spirulina dan chlorella. Dosisnya 10 tablet per hari yang diminum sekaligus.
Perlahan Sofia merasakan kenyamanan menjalar di sekujur tubuh. Mata pun terasa nyaman dan tak mudah lelah. Tiga bulan berselang, merasa kondisi matanya membaik Sofia memeriksakan diri ke dokter spesialis mata. Dokter menganjurkan Sofia mengganti kacamata, sebab minus berkurang menjadi 1¼ dan silindris 1.
Sofia pun menuruti saran dokter dan melanjutkan konsumsi kedua ganggang itu. Dosis dan frekuensi tetap. Sebulan berselang hasil pemeriksaan menunjukkan minus turun lagi menjadi ½ dan silindris menghilang. 'Akhirnya datang juga waktu yang ditunggu selama 21 tahun untuk tidak berkacamata,' tutur Sofia dengan penuh gembira.
Baca juga Mengapa SGF bisa menyembuhkan Ibu Sofia dari rabun jauh
Sumber: trubus-online
No comments:
Post a Comment